Minggu, 29 Januari 2012

PERKEMBANGAN ULUMUL QUR'AN

Fase sebelum Kodifikasi 
Pada fase sebelum kodifikasi, ulumul qur'an telah dianggap sebagai benih yang kemunculannya sangat dirasakan sejak masa Nabi. Hal itu ditandai dengan kegairahan para sahabat untuk mempelajari al-Qur'an dengan sungguh-sungguh. Kegairahan para sahabat untuk mempelajari dan mengamalkan al-Qur'an nampaknya lebih kuat lagi ketika Nabi hadir di tengah-tengah mereka. Hal inilah yang kemudian mendorong Ibn Taimiyah untuk mengatakan bahwa Nabi sudah menjelaskan apa-apa yang menyangkut penjelasan al-Qur'an kepada para sahabatnya. Contohnya, "Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kedzaliman." 
 Para sahabat merasa kebingungan dan bertanya kepada Rasulullah, "Siapa diantara kami yang tidak pernah
mendzalimi diri sendiri?" Beliau menjawab, "Hal itu bukan seperti yang kalian kira. Bukankah kalian pernah mendengar perkataan Luqman al-Hakim bahwa kemusyrikan itu merupakan kadzaliman yang besar?.itulah maksudnya."
Riwayat penafsiran dan ilmu al-Qur'an yang diterima oleh para sahabat dari Nabi itu kemudian diterima oleh para tabi'in dengan jalan periwayatan. Dapat dijelaskan disini bahwa para perintis ulumul qur'an pada abad 1 (atau sebelum kodifikasi) adalah sebagai berikut :


  1. Dari kalangan sahabat : khulafa'ur rasyidin, Ibn Abbas, Ibn Mas'ud, Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka'ab, Abu Musa al-Asy'ari, dan 'Abudullah bin Zubair. 
  2. Dari kalangan tabi'in : Mujahid, 'Atha' bin Yasar, Ikrimah, Qatadah, al-Hasan al-Bashri, Sa'id bin Zubair, Zaid bin Aslam. 
  3. Dari kalangan atba'tabi'in : Malik bin Anas. 
Fase Kodifikasi 
Satu-satunya yang sudah dikodifikasi pada masa sebelum kodifikasi saat itu hanyalah al-Qur'an. Hal itu berlangsung sampai ketika 'Ali bin Abi Thalib memerintahkan Abu Al-Aswad ad-Da'uli untuk menulis ilmu nahwu. Perintah Ali inilah yang membuka gerbang pengodifikasian ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab. 
A. Perkembangan Ulumul Qur'an pada abad II H, 
pada masa ini para Ulama memprioritaskan penyusunan tafsir al-Qur'an. Sebab, tafsir merupakan induk ulumul Qur'an. Diantara ulama yang menyusun tafsir adalah : 
 1. Syu'bah al-Hajjaj (w. 160 H) 
2. Sufyab bin 'Uyainah (w. 198 H)
3. Sufyan Ats-Tsauri (w. 161 H)
4. Waqi' bin Al-Jarrh (w. 197 H)
5. Muqatil bin Sulaiman (w. 150 H)
6. Ibn Jarir At-Thabari (w. 310 H), tafsir yang ditulisnya, yakni, Jami' Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur'an, dipandang sebagai kitab tafsir yang terbaik karena penulisnya adalah orang yang pertama kali menyajikan tafsir dengan mengemukakan berbagai pendapat yang disertai pula dengan proses tarjih.  
B. Perkembangan Ulumul Qur'an pada abad III H
Pada abad ini, selain tafsir dan ilmu tafsir, para ulama mulai menyusun beberapa ilmu Al-Qur'an, diantaranya:
1. 'Ali bin Al-Madini (w. 234 H), gurunya Imam Al-Bukhori, yang menyusun ilmu Asbab An-Nuzul. 
2. Abu Ubaid Al-Qasimi bin salam (w. 224 H) yang menyusun Ilmu Nasikh wa Al-Mansukh, Ilmu Qira'at, dan Fadhail Al-Qur'an. 
3. Muhammad bin Ayyub Adh-Dhurraits (w. 294 H), yang menyusun Ilmu Makki wa Al-Madani. 
4. Muhammad bin Khalaf Al-Marzuban (w. 309 H), yang menyusun kitab Al-Hawi fi "Ulum Al-Qur'an. 
C. Perkembangan Ulumul Qur'an pada abad IV H
1. Abu Bakar As-Sijistani (w. 330 H), yang menyusun kitab Gharib Al-Qur'an. 
2. Abu Bakar Muhammad bin Al-Qasim Al-Anbari (w. 328 H), yang menyusun kitab 'Aja'ib 'Ulum Al-Qur'an. 
3. Abu Al-Hasan Al-Asy'ari (w. 324 H), yang menyusun kitab Al-Mukhtazan fi 'Ulum Al-Qur'an. 
4. Abu Muhammad Al-Qassab Muhammad bin Ali Al-Kurkhi (w. 360 H), yang menyusun kitab Nukat ad-Dallah 'ala Al-Bayan fi Anwa 'Al-'Ulm wa Al-Ahkam Al-Munbi'ah 'an Ikhtilaf Al-Anam. 
5. Muhammad bin 'Ali Al-Adfawi (w. 388 H) yang menyusun kitab Al-Istighna' fi 'Ulum Al-Qur'an. 
D. Perkembangan Ulumul Qur'an pada abad V H
1. 'Ali bin Ibrahim bin Sa'id Al-Hufi (w. 430 H), selain mempelopori penyusunan I'rab al-Qur'an, ia pun menyusun  kitab Al-Burhan fi 'Ulum Al-Qur'an. 
 2. Abu 'Amr Ad-Dani (w. 444 H), yang menyusun kitab At-Taisir fi Qira'at As-Sab'i dan kitab Al-Muhkam fi An-Naqth. 
E. Perkembangan Ulumul Qur'an pada abad VI H
1. Abu Al-Qasim bin 'Abdurrahman As-Suhaili (w. 581 H), yang menyusun kitab Mubhamat Al-Qur'an. 
2. Ibn Al-Jauzi (w. 597 H), yang menyusun kitab Funun Al-Afnan fi 'Aja'ib Al-Qur'an, dan kitab Al-Mujtab fi 'Ulum Tata'alaq bi Al-Qur'an. 
F. Perkembangan Ulumul Qur'an pada abad VII H
1. Alamuddin As-Sakhawi (w. 643 H), kitabnya mengenai Ilmu Qira'at dinamakan Hidayat Al-Murtab fi Mutasyabih. 
2. Ibn Abd. As-Salam yang terkenal dengan nama Al-'Izz (w. 660 H) yang mempelopori penulisan Ilmu Majaz Al-Qur'an dalam satu kitab. 
3. Abu Syamah (w. 655 H) yang menyusun kitab Al-Mursyid Al-Wajiz fi 'Ulum Al-Qur'an Tata'allaq bi Al-Qur'an Al-'Aziz. 
 G. Perkembangan Ulumul Qur'an pada abad VIII H
1. Ibn Abi al-Isba' yang menyusun Ilmu Bada'i Al-Qur'an, yaitu ilmu yang membahas macam-macam badi' (keindahan bahasa dan kandungan Al-Qur'an) dalam Al-Qur'an. 
2. Ibn Al-Qoyyim (w. 752 H) yang menyusun Ilmu Aqsam Al-Qur'an, yaitu ilmu yang membahas sumpah-sumpah yang terdapat dalam Al-Qur'an. 
3. Najmuddin Ath-Thufi (w. 716 H) yang menyusun Ilmu Hujjaj Al-Qur'an atau Ilmu jadal Al-Qur'an, yaitu ilmu yang membahas bukti atau argumentasi yang dipakai Al-Qur'an untuk menetapkan sesuatu. 
4. Abu Al-Hasan Al-Mawardi, yang menyusun Ilmu Amtsal Al-Qur'an, yaitu ilmu yang membahas perumpamaan yang terdapat di dalam Al-Qur'an. 
5. Badruddin Az-Zarkasyi (745-794 H) yang menyusun kitab Al-Burhan fi 'Ulum Al-Qur'an. 
6. Taqiyuddin Ahmad bin Taimiah Al-Harrani (w. 728 H) yang menyusum kitab Ushul At-Tafsir. 
H. Perkembangan Ulumul Qur'an pada abad IX dan X H 
Pada masa ini, makin banyak karya para ulama tentang Ulumul Qur'an. Pada masa ini pula, perkembangan Ulumul Qur'an mencapai kesempurnaannya. Beberapa ulama diantaranya : 
1. Jalaluddin Al-Bulqini (w. 824 H) yang menyusun kitab Mawaqi' Al-'Ulum Min Mawaqi' An-Nujum. 
2. Muhammad bin Sulaiman al-Kafiyaji (w. 879 H) yang menyusun kitab At-Taisir fi Qawa'id At-Tafsir. 
3. Jalaluddin 'Abdurrahman bin Kamaluddin As-Suyuti (849-911 H) yang menyusun kitab At-Tahbir fi 'Ulum At-Tafsir. Kitab ini merupakan kitab yang paling lengkap pada masa itu, karena memuat 102 macam ilmu al-Qur'an. Karena ketidak puasan beliau, akhirnya beliau menyusun kitab lagi yaitu, Al-Itqan fi 'Ulum Al-Qur'an. Setelah As-Suyuthi wafat, perkembangan ilmu Al-Qur'an seolah-olah mencapai puncaknya dan berhenti dengan berhentinya kegiatan para ulama dalam mengembangkan ilmu-ilmu Al-Qur'an. Keadaan ini sampai akhir abad ke XIII H. 
I. Perkembangan Ulumul Qur'an pada abad XIV H 
 Pada awal abad ke XIV ini, perhatian ulama akan Ulumul Qur'an bangkit kembali dengan membahas Al-Qur'an ditinjau dari beberapa segi. Ada sedikit pengembangan tema pembahasan yang dihasilkan para ulama pada abad ini dibandingkan dengan abad-abad sebelumnya, diantaranya berupa penerjemahan Al-Qur'an ke dalam bahasa-bahasa ajam. 
Karya Ulumul Qur'an yang lahir pada masa ini diantaranya : 
1. Syeikh Thahir Al-Jazairi yang menyusun kitab At-Tibyan fi 'Ulum Al-Qur'an. 
2. Jamaluddin Al-Qasimy (w. 1332 H) yang menyusun kitab Mahasin At-Ta'wil. 
3. Muhammad 'Abdul Al-Azhim Az-Zarqani yang menyusun kitab Manahil Al-'Irfan fi 'Ulum Al-Qur'an. 
4. Muhammad Ali Salamah yang menyusun kitab Al-Jawahir fi At-Tafsir Al-Qur'an dan Al-Qur'an wa 'Ulum 'Ashriyyah.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar